Politik "Impor Beras" Gerus Popularitas dan Trust "Pemerintahan Jokowi - JK"

By Admin

nusakini.com - Jakarta.Kebijakan Pemerintah, yang diumumkan Menteri Perdagangan, berkaitan dengan "Rekomendasi" Impor Beras 2 Juta Ton, tahun 2018, ramai dibicarakan diberbagai Media, baik Media Konvensional khususnya di Media Sosial (Medsos), terutama saat ini, memasuki "Tahun Politik", seharusnya setiap Kebijakan atau Regulasi yang strategis harus di lakukan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi, bukan sembarang omong apalagi tidak didukung data yang valid, hal teesebut disampaikan Pengamat Pembangunan Pertanian, yang juga berprofesi Jurnalis di sektor pertanian sejak tahun 1980 han. P. Lasman. S, ketika dimintai pendapat tentang rekomendasi Mendag, "Impor Beras 2 Juta Ton" tahun 2018, sore tadi.

Lasman, mengatakan saat ini, berbagai Pendapat, dan Opini yang berkembang hampir tidak dapat dikontrol, bahkan Isu "Impor Beras" seakan menjadi "Darah" segar, bagi kubu Oposisi untuk menyerang "Politik Pemerintah" (Jokowi -JK), opini yang berkembang, hingga pemberitaan ini diturunkan, belum ada konfirmasi dari pihak Kementerian Perdagangan, berkaitan dengan Isu Impor Beras 2018. 

Lasman, menambahkan, "Rekomendasi Impor Beras" dari Mendag, telah menggerus popularitas "Pemerintah" saat ini, terus terang, selama ini, Sektor Pertanian, menjadi Ikon yang Positif dari Pemerintahan Jokowi-JK, bukan basa-basi, sejak Tahun 2016 hingga Idhul Fhitri tahun 2018, yang baru kita lewati, terbukti tidak ada gejolak harga bahan pangan atau "Sembako", ditengah masyarakat, tiba-tiba seakan petir di siang bolong, Menteri Perdagangan, Enggar Tiasto Lukito, mengumumkan, telah mengeluarkan "Rekomendasi Impor 2 Juta Ton Beras, tahun 2018", dengan alasan untuk menjaga stok pemerintah, anehkan ujarnya, bahkan lucunya lagi, baru-baru ini, BPS merilis, sektor pertanian, menjadi penyumbang tertinggi Pertumbuhan Ekonomi Nasional, sekitar 4,78 persen, dan menurunkan angka kemiskinan di perdesaan hingga 2 persen, bagaimana ini ? ujar Lasman dengan nada tanya. 

Kasihan Amran (Mentan), kog tiba-tiba, kerja keras, Mentan Amran, hilang begitu saja, malah Popularitas Pemerintahan Jokowi-JK, turut tersandera, ini harus dikaji ulang, tegasnya.

Impor Beras memang bukan "Dosa" karena ini adalah kebutuhan Strategis Rakyat Indonesia, namun sesuai "Nawa Cita" Jokowi-JK "Membangun Kedaulatan Pangan", harusnya "Rekomendasi Impor Beras", dilakukan tidak serampangan, sebaiknya mengundang semua Stake Hollder, Kementan, Pemda Tingkat Propinsi dan Kabupaten, Penghasil Beras 

Nasional, ada 5 hingga 8 Propinsi, yang saat ini surplus, jadi jangan hanya perkiraan data di atas kertas, bila penting Mendag, harus road show ke tingkat petani, melihat langsung di lapangan, agar kerja keras Petani danTNI tidak sia-sia, tegas P. Lasman.

Lasman, menambahkan, baru-baru ini, Indonesia, berhasil meningkatkan volume ekspor komoditas pertanian, seperti Bawang Merah, Jagung dan Telur, khususnya Olahan Daging Unggas yang menembus pasar jepang, yang terkenal super ketat, ini membanggakan lho, ujar pengamat pertanian, yang sejak tahun 80 an sudah meliput kegiatan pembangunan pertanian. 

Kita, berharap agar pemerintah terutama Presiden dan Wakil Presiden, dapat memberikan penjelasan yang kongkrit, untuk menghindari berbagai opini yang berkembang liar di masyarakat luas, anda coba lihat ini, seraya menunjukkan laman Medsos di Androidnya, "Fitnah" berseliweran di Medsos, "Pemerintah Gagal" cukupkan pangan rakyat, "Impor Beras" untuk mengumpulkan Dana Amunisi Kampanye Pilpres 2019, kan bahaya ini, pungkas P. Lasman. (pr/eg)